Pengaruh gerakan boikot Bali akibat eksekusi mati dua orang warga Australia Myuran Sukumaran dan Andrew Chan tidak tampak sama sekali. Di Pantai Kuta, semua turis asing berlarian mengabadikan ritual ngelawang barong (penyucian barong) digelar warga adat banjar Pande Mas Kuta, Minggu (3/5).
Suasana jadi tegang ketika beberapa warga kesurupan dan meminta keris untuk dihujamkan ke dadanya. Tradisinya ini disebut Ngurek.
"Kegiatan ini kami gelar setahun sekali dan bertepatan dengan Hari Redite setelah habisnya wuku Watugunung, atau di wuku pertama kalender Bali," kata warga Pande yang hadir dalam proses ini.
Upacara yang digelar di pinggir Pantai Kuta dilengkapi dengan iringan musik gamelan Bali. Tak ayal, wisatawan domestik dan mancanegara yang tengah memadati Pantai Kuta di libur panjang buru-buru mengabadikan momen tersebut.
Selain berwisata di Pantai Kuta, wisatawan juga menonton secara gratis ritual adat budaya masyarakat Bali. Tak sedikit pula mereka yang berswafoto dengan latar belakang khidmatnya umat Hindu bersembahyang.
"Ini hebatnya Bali, selalu saja ada disaat momen yang tepat. Ketika mulai di Boikot selalu bertepatan dengan berbagai ritual agama yang sayang untuk dilewatkan oleh para turis asing," ungkap Yoga wisatawan asal Semarang.
Kekaguman juga diutarakan Pieter, wisatawan asal Amerika Serikat. Menurutnya, hari ini adalah hal yang paling indah baginya, di mana melihat kekuatan adat, budaya dan agama tak tergerus oleh kemajuan peradaban.
"Sesuatu yang sulit saya temui di negara saya. Luar biasa," pungkasnya.
Suasana jadi tegang ketika beberapa warga kesurupan dan meminta keris untuk dihujamkan ke dadanya. Tradisinya ini disebut Ngurek.
"Kegiatan ini kami gelar setahun sekali dan bertepatan dengan Hari Redite setelah habisnya wuku Watugunung, atau di wuku pertama kalender Bali," kata warga Pande yang hadir dalam proses ini.
Upacara yang digelar di pinggir Pantai Kuta dilengkapi dengan iringan musik gamelan Bali. Tak ayal, wisatawan domestik dan mancanegara yang tengah memadati Pantai Kuta di libur panjang buru-buru mengabadikan momen tersebut.
Selain berwisata di Pantai Kuta, wisatawan juga menonton secara gratis ritual adat budaya masyarakat Bali. Tak sedikit pula mereka yang berswafoto dengan latar belakang khidmatnya umat Hindu bersembahyang.
"Ini hebatnya Bali, selalu saja ada disaat momen yang tepat. Ketika mulai di Boikot selalu bertepatan dengan berbagai ritual agama yang sayang untuk dilewatkan oleh para turis asing," ungkap Yoga wisatawan asal Semarang.
Kekaguman juga diutarakan Pieter, wisatawan asal Amerika Serikat. Menurutnya, hari ini adalah hal yang paling indah baginya, di mana melihat kekuatan adat, budaya dan agama tak tergerus oleh kemajuan peradaban.
"Sesuatu yang sulit saya temui di negara saya. Luar biasa," pungkasnya.